Kamis, 21 November 2013

Nasihat Untuk Para Pencari Ilmu Oleh AL-FADHIL AL-WALID SHEIKH MUHAMMAD NURUDDIN MARBU ABDULLAH AL-BANJARI AL-MAKKI

  • Jangan tersilau dengan gelar PhD atau MA dan sebagainya. Penubuhan al Ma’hadul 'All Littafaqquh Fiddin ini untuk mendapat redha Allah dan membawa misi dan visi Nasratu Dinillah Taala dan adda‘watu ilallah Menuntut ilmu untuk menolong agama Allah, bukan untuk sijil, syahadah atau untuk dunia serta pangkat.
  • Terlalu murah kalau dengan ilmu hanya untuk mendapat gaji lumayan. Kalau belajar hanya untuk duit akan terhenti dengan duit, dapat duit tinggal ilmu.
  • Tanggungjawab kita lah terhadap ilmu di tanahair khususnya dan seluruh dunia umumya.
  • Siapkan diri untuk berkorban demi ilmu, agama. Ilmu untuk agama dan akhirat.
  • Bekerjalah untuk Islam, jangan biarkan musuh Islam mengukut tanah umat Islam dikeranakan ulama kita tidur sedang kita asyik bertengkar sesama sendiri.
  • Jadilah 'abidan lillah (hamba kepada Allah jangan 'abidan li makhluk (hamba kepada makhluk). Menuntut ilmu harus ikhlas baru berkat.
  • Berakhlaklah dengan guru yang kita mengaji dengannya. Mohon restu guru, dekati dan dampingi mereka merupakan kunci dan rahsia keberhasilan.
  • Hormatilah kitab-kitab, susun dengan baik dan terhormat, jangan letak sesuatu di atas kitab, membawa kitab jangan seperti menenteng ikan sahaja, dakapkan ke dada.
  • Akhlak juga harus besar sebagaimana besarnya kitab-kitab yang kita pelajari dan beramallah, jangan sampai belajar di kelas Tafaqquh tapi tak berminat untuk beramal.
  • Saya bukan seperti kebanyakan guru silat yang menyimpan langkah-langkah atau jurus-jurus maut yang mematikan dari diketahui murid-murid.

Senin, 18 November 2013

KONSPIRASI ANTARA SAUDI - WAHABI & D A J J A L




Keterangan Gambar :


1. Simbol Freemason
2. Simbol Illuminati Tatanan dunia baru
3. Mata Satu D A J J A L
4. Mata Satu Dewa Ra
5. Mordor yang mirip Clock Tower Mekah
6. Lambang Kepolisian Saudi
7. SIMBOL DAJJAL DI BATCH & LOGO INSTANSI SAUDI
8. Simbol sebuah perusahaan Saudi
9. Mata Satu di sebuah Madrasah Saudi
10. Clock Tower Mekah yang mirip Mordor
11. Tugu Geometri di Engineering Square di Jeddah
12. Simbol di kemetrian Kesenian dan kebudayaan Saudi
13. Simbol Askar Haji
14. Simbol Pustaka Syafi'i terbitan Wahabi
15. Tugu “JEDDAH EYE”.
16. Pin kerah baju Polisi Wahabi Saudi
17. Lambang Sekolah intelejen Saudi
18. Lambang Unit Pemantau Kecepatan Saudi
19. Vintage Saudi Arabia Police Enamel Cap Badge

OLEH KARENANYA..
WASPADALAH TERHADAP W A H A B I
WASPADALAH..!!
WASPADALAH..!!

Rabu, 23 Oktober 2013

NASIHAT UNTUK PARA AHLUL BAIT



WASIAT NENEK MOYANG "HABIB" 'UMAR AL-HAFIZ Berkata 'Ali r.a.: مَا كُنْتُ لأَدَعَ سُنَّةَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم لِقَوْلِ أَحَدٍ "Aku tidak akan meninggalkan sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam hanya kerana perkataan seseorang". [Sahih al-Bukhari 1563] @ http://sunnah.com/bukhari/25/49 Ini pula pesanan Nabi s.a.w. terhadap fitnah as-sarra' yang bakal dibawa oleh keturunan baginda sendiri pada akhir zaman, dekat dengan kedatangan Dajjal kerana sekadar berbangga dengan keturunan "ahlul bait", tapi tak mahu ikut ajaran Nabi s.a.w.: ثُمَّ فِتْنَةُ السَّرَّاءِ دَخَنُهَا مِنْ تَحْتِ قَدَمَىْ رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي يَزْعُمُ أَنَّهُ مِنِّي وَلَيْسَ مِنِّي وَإِنَّمَا أَوْلِيَائِيَ الْمُتَّقُونَ “..Kemudian, (akan muncul) FITNAH AS-SARRA', (iaitu) asapnya BERASAL DARI tapak kaki seseorang dari AHLUL BAITKU (keturunanku), DIA MENGAKU BAHAWA DIA dari (PENGIKUT)KU, padahal (DIA) BUKAN dari (PENGIKUT)KU, kerana sesungguhnya wali-waliku hanyalah orang-orang yang bertaqwa..” [Hadits SAHIH riwayat Abu Dawud (4242)] @ http://sunnah.com/abudawud/37/3 Jadi, hati-hatilah ya. Jangan Mudah terpedaya dengan keturunan mulia, sebab Nabi s.a.w., semulia-mulia makhluq, sendiri dah ingatkan yang akan ada dari keturunan baginda yang menyesatkan umat akhir zaman nanti, iaitu ketika hampirnya kedatangan al-Masih ad-Dajjal. p/s: Kalau Dajjal Besar mendakwa yang dia mampu menghidupkan orang-orang mati, Dajjal-Dajjal kecil ini mendakwa boleh menjelmakan roh Rasulullah s.a.w. yang hanya boleh dilihat oleh mereka. "Kartun" bukan? Malangnya, ramai yang percaya. WALLAHU a'lam.

Rabu, 02 Oktober 2013






 PESAN WALISONGO SUNAN KALIJOGO
1. Yen kali ilang kedunge : jika sungai sudah mulai kering… jika sumber air sudah mulai kering.. maksudnya jika para alim ulama sumber ilmu sudah mulai wafat satu persatu…maka ini alamat bahwa dunia mau dikiamatkan Allah SWT. Ulama diibaratkan seperti air yang menghidupkan hati2 manusia yang gelap tanpa cahaya hidayah..

2. Yen pasar ilang kumandange : Jika pasar sudah mulai diam.. maksudnya jika perdagangan sudah tidak dengan tawar-menawar karena banyaknya mall dan pasar swalayan yang berdiri. kata orang2 tua kita dahulunya semua pasar memakai sistem tawar menawar sehingga suaranya begitu keras terdengar dari kejauhan seperti suara lebah yang mendengung.. ini kalo aku boleh beri istilah adalah adanya kehangatan dalam social relationship dalam masyarakat.. tapi sekarang sudah hilang…biarpun kita sering ke plasa atau ke supermarket ratusan kali kita tidak kenal para pelayan dan cashier di tempat itu..

3. Yen wong wadon ilang wirange : Jika wanita sudah tidak punya rasa malu Belum menutup auratnya, dsb

4. Enggal-enggal topo lelono njajah deso milangkori ojo bali sakdurunge patang sasi, enthuk wisik soko Hyang Widi : Bermujahadah, susah payah berkelana dalam perjalanan ruhani guna memperbaiki diri atau perjalanan fisabilillah menjelajahi desa-desa/ negara-negara, menghitung pintu (bersilaturahim) jangan pulang2 sebelum selesai program 4 (empat) bulan, cari petunjuk, hidayah dan kepahaman agama dari Dzat yang Maha Kuasa..

Prof. DR. KH Imam Buchori Musliem, LC telah memberikan artikel tentang usaha dakwah para walisongo di nusantara yang diambil dari sumber kitab TARIKHUL AULIA’ yaitu dari kakek buyutnya sendiri Syeikh Maulana Murodi bin Abdulloh bin Husain bin Ibrohim Al-Asy’ari, sekitar 421 tahun yang lalu.


SEMBOYAN DA'WAH WALISONGO


Para Walisongo mempunyai semboyan yang terekam hingga saat ini adalah :

1. Ngluruk Tanpo Wadyo Bolo / Tanpa pasukan tentara : Berdakwah dan berkeliling kedaerah lain tanpa membawa pasukan. Jangan yakin dengan banyaknya jumlah kita, yakin dengan pertolongan Allah swt.

2. Mabur Tanpo Lar/Terbang tanpa Sayap : Kita bergerak jumpa umat dari orang ke orang. jumpa ke rumah-rumah mereka. Pergi kedaerah nan jauh walaupun tanpa asbab/ sebab yang nampak.

3. Mletik Tanpo Sutang/Meloncat Tanpa Kaki : Pergi kedaerah yang sulit dijangkau seperti gunung-gunung juga tanpa sebab yang kelihatan. Niat untuk dakwah keseluruh alam, Allah swt yg berangkatkan kita bukan asbab-asbab dunia seperti harta dsb…

4. Senjoto Kalimosodo : Kemana-mana hanya membawa kebesaran Allah SWT. selalu mendakwahkan kalimat iman, mengajak umat pada iman dan amal salih….(Kalimosodo : Kalimat Shahadat)

5. Digdoyo Tanpo Aji : Walaupun dimarahi, diusir, dicaci maki bahkan dilukai fisik, perasaan dan mentalnya namun mereka seakan-akan seperti orang yang tidak mempan diterjang bermacam-macam senjata. Kita dakwah, Allah swt akan Bantu (jika kalian Bantu Agama Allah, maka pasti Allah akan tolong kalian dan Allah akan menangkan kalian)

6. Perang Tanpo tanding : Dalam memerangi nafsunya sendiri dan mengajak orang lain supaya memerangi nafsunya. Tidak pernah berdebat atau bertengkar. dakwah dengan hikmah, kata-kata yg sopan, ahlaq yg mulia dan doa menangis-menangis pada Allah agar umat yg kita jumpai dan umat seluruh alam dapat hidayah….bukan dengan kekerasan…. Nabi saw bersabda yg maknanya kurang lebih : ‘Haram memerangi suatu kaum sebelum kalian berdakwah (berdakwah dgn hikmah) kepada mereka”

7. Menang Tanpo Ngesorake/Merendahkan : Mereka ini walaupun dengan orang yang senang, membenci, mencibir, dan lain-lain akan tetap mengajak dan akhirnya yang diajak bisa mengikuti usaha agama dan tidak merendahkan, mengkritik dan membanding-bandingkan, mencela orang lain bahkan tetap melihat kebaikannya.

8. Mulyo Tanpo Punggowo : Kemuliaan hanya dalam Iman dan Amalan agama bukan dengan banyaknya pengikut. Dimulyakan, disambut, dihargai, diberi hadiah, diperhatikan, walaupun mereka sebelumnya bukan orang alim ulama, bukan pejabat, bukan sarjana ahli tetapi karena menjadi Da’i yang menjadikan dakwah maksud dan tujuan hidup, maka Allah swt muliakan mereka.

9. Sugih Tanpo Bondo : Mereka akan merasa kaya dalam hatinya. Keinginan bisa kesampaian terutama keinginan menghidupkan sunnah Nabi, bisa terbang kesana kemari dan keliling dunia melebihi orang terkaya didunia. Jangan yakin pada harta….kebahagiaan dalam agama, dakwah jangan bergantung dgn harta

10. Kuncara Tanpo Woro-woro : Menyebar, terkenal tanpa gembar-gembor, propaganda, iklan-iklan dsb

artinya bergerak terus jumpa umat, kerja untuk umat, kerja untuk Agama dengan ikhlas karena mengharap Ridho Allah swt, tidak perlu disiar-siarkan atau di umum-umumkan. Allah sajalah yang menilai perjuangan kita.


Jumat, 20 September 2013

MENJAWAB FATWA SESAT WAHABI SALAFI MENCIUM TANGAN KYAI ATAU ULAMA

HUKUM MENCIUM TANGAN KYAI ATAU ULAMA
(Diskusi Salafi Wahabi tentang "tradisi" cium tangan Kyai/Ulama)

Belakangan kelompok yang mengaku membawa jargon “basmi TBC” semakin menyebar di masyarakat kita. Mereka tidak sadar, sebenarnya meraka sendiri yang terkena “TBC”. Label mereka “Salafiyyah”, padahal sebenarnya mereka “Talafiyyah” (kaum perusak). Di antara masalah yang mereka pandang sebagai bid’ah sesat, bahkan sebagian mereka menyebutnya sebagai perbuatan syirik, adalah masalah “cium tangan seorang Kyai atau Ulama”. Tanpa alasan yang jelas mereka mengatakan bahwa mencium tangan seorang Kyai atau Ulama adalah perbuatan bid’ah, bahkan mendekati syirik, dengan alasan bahwa hal tersebut akan menimbulkan kultus individu.

Kita simak dulu diskusi antara Salafi Wahabi (Sawah) dengan orang Aswaja

Aswaja :”Kenapa anda menentang praktik cium tangan disaat bersalaman?”
Sawah :”Iya, karena itu tidak ada tuntunannya !!
Aswaja :”Lah, maksudnya tuntunannya siapa mas?”
Sawah :”Ya nabi kita Muhammad dong !!
Aswaja :”Kok bisa begitu? Inikan bukan ibadah? Bukan lagi masalah agama?”
Sawah :”Iya, tapi ngapain hingga mencium tangan seperti itu segala?”

Saya:”Mas.. kami melakukan ini sebagai bentuk penghormatan… saya kira ini masalah akhlakul karimah?”
Sawah :”Kalau anda menganggap ini termasuk akhlakul karimah, maka anda harus meniru orang yang akhlaknya paling mulia dimuka bumi ini, yaitu Nabi Muhammad !!

Aswaja :”Ok… ini mas saya menemukan sebuah hadits yang berhubungan dengan masalah ini, yaitu:
Cerita Ibnu Umar bersama sahabat yang lain, mereka mencium tangan Nabi?”
Sawah :”Yang ceritanya mereka lari dari peperangan itukah?

inilah hadits yang saya maksud itu:

Dari Ibnu Umar ra. Dia bercerita disaat dia menjadi salah satu pasukan infantri Rasulullah saw. Dia menuturkan:” Pada suatu hari kami berada dalam suatu pertempuran. Orang orang pada berlari menjauh dari peperangan tersebut karena mengalami keadaan yang delematis dan saya termasuk dari mereka itu. Kemudian dia melanjutkan ceritanya:”Kemudian kami semua akhirnya duduk untuk menghadap kepada baginda Rasulullah saw menjelang shalat subuh. Lalu keluarlah Rasul hendak menunaikan shalat subuhnya, maka kami berdiri dan kami berkata:” :”Kami orang orang yang lari (dari peperangan)pent. Kemudian nabi menghampiri kami seraya berkata:”Tidak !! tapi kalian adalah orang orang yang mundur/lari, tapi untuk bergabung dengan yang lain (siasat perang-pent). Ibnu Umar ra berkata:”Maka kami langsung mendekati beliau lalu kami mencium tangannya.

Aswaja :”Iya mas… bagaimana tuh?” saya kira ini sudah jelas?”
Sawah :” Hadis diatas diriwayatkan oleh Abi Dawud (2647)
Imam Tirmidzi (1716)
Imam Ahmad (2/70),
Imam Baihaqi (9/73)
Hadits ini lemah mas !! coba anda lihat dalam kitab “DHOIF ABI DAWUD” milik syekh Al Bani.

Aswaja :”Tapi hadits lemah khan boleh diamalkan?” setahu saya begitu…
Sawah :”Iya, tapi tidak bisa anda buat landasan hukum atau hujjah !!
Aswaja :”Lemahnya hadits ini terletak pada apanya mas?”
Dia:”Barangkali dari rawinya mas, anda cek aja langsung dalam kitabnya syekh Albani tsb. Kok repot !!
Aswaja :”Lantas bagaimana dengan hadits Tsabit yang mencium tangan sahabat Anas bin malik?” bukankah ini cukup untuk menjadi tendensi sebuah respek seorang Tabi’in terhadap sahabat Nabi?”
inilah hadits yang saya maksud itu:

Ibnu Uyaynah bercerita dari Ibnu Jad’aan: Tsabit bertanya kepada Anas bin malik ra:”Apakah anda pernah menyentuh Rasulullah saw dengan tangan anda?’Anas ra menjawab:”Ya!Maka si Tsabit langsung mencium tangannya.
Sawah :”Itu diriwayatkan oleh imam Ahmad dan itu derajatnya hadits dhoif juga mas !!
Aswaja :”Tapi hadits tersebut juga diriwayatkan oleh imam Bukhari dalam kitab Adabul Mufradnya…
Sawah :”Iya saya tahu, dalam kitab Bukhari yang berjudul Adabul Mufrad ada juga haditsnya yang dhoif, jadi hadits yang anda kemukakan itu statusnya lemah mas… coba anda lihat dalam kitab “DHO’IFU ADABUL MUFRAD hlm.973 karya syekh Albani.


Aswaja :”Mas ini saya ada hadits pamungkasku, mohon didengar dengan teliti dan seksama

“Abdurrahman bin Razin bercerita: Kami berjalan jalan di daerah Ribdzah kemudian ada yang mengatakan kepada kami: Disini Salmah bin Al Akwa’ tinggal (sahabat nabi) Kemudian saya mendatangi beliau. Saya mengucapkan salam kepadanya. Dia mengeluarkan tangannya seraya berkata:”Saya pernah berbai’at kepada Nabi dengan kedua tangan saya ini. Lantas dia mengulurkan telapak tangannya yang besar seakan akan seperti telapaknya unta, maka kami langsung berdiri meraih telapak tangan beliau kamudian kami menciumnya.

Aswaja :”Gimana mas?” Bukankah ini telah disebutkan oleh ibnu hajar dalam Fathul Barinya dengan mengakatan bahwa hadits ini “Hasan”.
Sawah :”Maaf, anda mengambil dari mana hadits tersebut?”
Aswaja :”Lha khan sudah saya bilang mas… coba anda cek kitab Fathul Bari milik ibnu hajar. Tepatnya juz 11 hlm.57.
Sawah :”Yang lain aja mas… dari kitab hadits apa gitu !!
Aswaja :”Hahahaha.. tidak punya kitab Fathul Bari ya mas?”
Sawah :”Sekali lagi saya tanyakan, kalau tidak dijawab, akan ku hentikan diskusi ini !!
Aswaja :”Wah… kok emosi gitu mas… sudahlah… apakah komentar derajat “HASAN” dalam hadits tersebut dari ibnu hajar masih belum bisa anda terima?”
Sawah :”Sudahlah… ada di kitab hadits mana hadits tersebut????
Aswaja :”Baiklah… coba anda buka kitab ADABUL MUFRAD hadits nomor 973.
Sawah :”Yaahhh… kitab Adabul Mufrad lagi…. Khan sudah saya bilang, meski itu karangannya imam Bukhari tapi tidak sama dengan kitab SHOHIH nya mas… jangan jangan nanti dhoif lagi !! hahaha..

Aswaja :”Mas…. Jangan ngomong terus dong… cepat lihat sana !!
Sawah :”Iya… ini sudah bisa aku temukan….
Aswaja :”Bagaimana?” apa komentar syekh Albani mengenai hadits tersebut?” katanya anda tadi punya kitab seleksi hadits Adabul Mufrad milik syekh Albani…?
Sawah :”Iya… beliau mengatakan hadits ini berderajat “HASAN”

Aswaja :’Hahahahha.. gimana mas, puaskah??? Masihkan anda berkomentar? Atau mau meremehkan?” berarti hadits tersebut tidak dhoif khan?”
Sawah :”iya yaaa…

Aswaja :”Hahahaha… saya kira diskusi kita ini selesai mas… Namun jika anda masih kurang puas dengan ini semua, anda tidak suka fenomena cium tangan dalam masyarakat kita, atau anda tidak suka dicium tangannya oleh orang lain, ya sudah… cukup anda diam… jangan menyalahkan mereka, bahkan jangan hingga membid’ahkan kami yang melakukan itu… Saya kira ini adalah sifat dan sikap terpuji anda dan golongan anda !!

Dan ternyata cium tangan saat berjabatan itu ada tuntunannya !!

Sawah:”iya… Assalamu’alaikum…
Aswaja:”Lho kok ???....
Wa’alaikumussalam…

MENGAPA SANTRI MENCIUM TANGAN KYAI/ULAMA ???

Mencium tangan para Kyai atau Ulama merupakan perbuatan yang dianjurkan agama. Karena perbuatan itu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada mereka.
Dalam sebuah hadits dijelaskan:

Dari Zari’ ketika beliau menjadi salah satu delegasi suku Abdil Qais, beliau berkata, Ketika sampai di Madinah kami bersegera turun dari kendaraan kita, lalu kami mengecup tangan dan kaki Nabi s.a.w. (H.R. Abu Dawud).

Dari Ibnu Jad’an ia berkata kepada Anas bin Malik, apakah engkau pernah memegang Nabi dengan tanganmu ini ?. Sahabat Anas berkata : ya, lalu Ibnu Jad’an mencium tangan Anas tersebut. (H.R. Bukhari dan Ahmad)

Dari Jabir r.a. sesungguhnya Umar mencium tangan Nabi.(H.R. Ibnu al-Muqarri).

Dari Abi Malik al-Asyja’i berkata : saya berkata kepada Ibnu Abi Aufa r.a. “ulurkan tanganmu yang pernah engkau membai’at Rasul dengannya, maka ia mengulurkannya dan aku kemudian menciumnya.(H.R. Ibnu al-Muqarri).

Dari Shuhaib ia berkata : saya melihat sahabat Ali mencium tangan sahabat Abbas dan kakinya. (H.R. Bukhari)
Atas dasar hadits-hadits tersebut di atas para ulama menetapkan hukum sunah mencium tangan, ulama, guru, orang shaleh serta orang-orang yang kita hormati karena agamanya.
Berikut ini adalah pendapat ulama :

1. Ibnu Hajar al-Asqalani
Imam Ibnu Hajar al-Asqalani telah menyitir pendapat Imam Nawawi sebagai berikut :
Imam Nawawi berkata : mencium tangan seseorang karena zuhudnya, kebaikannya, ilmunya, atau karena kedudukannya dalam agama adalah perbuatan yang tidak dimakruhkan, bahkan hal yang demikian itu disunahkan.
Pendapat ini juga didukung oleh Imam al-Bajuri dalam kitab “Hasyiah”,juz,2,halaman.116.

2. Imam al-Zaila’i
Beliau berkata :
(dibolehkan) mencium tangan seorang ulama dan orang yang wira’i karena mengharap barakahnya.

Wallahu a'lam....

Rabu, 18 September 2013





AMALAN YG MEMUDAHKAN DAN MEMPERSULIT REZEQI

Sayyidinal Imam Al-Muththalibiy Abu Abdillah Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i رضي الله عنـه ato lebih dikenal dengan Imam Syafi'i رضي الله عنـه , beliau Hafal Al-Qur'an Al-Karim pada usia 7 Tahun, Hafal Kitab "Muwathhta' Malik" pada usia 10 tahun, dan menjadi Mufti pada usia 15 Tahun, menyebutkan bahwa ;

Ada 4 hal yg mendatangkan rezeqi, yaitu ;
1. Bangun Malam
2. Banyak Beristighfar di waktu sahur (Menjelang Subuh)
3. Selalu Bersedekah
4. Dan berdzikir pada awal siang (yakni pagi hari) dan pada akhir siang (yakni petang/sore hari).

Dan ada 4 hal yg mencegah (menghalangi) rezeqi, yaitu ;
1. Tidur di pagi hari
2. Sedikit melakukan Shalat
3. Malas
4. Dan Khianat

Sayyidina Abu Ja'far Nashiruddin bin Muhammad bin Muhammad bin Al-Hasan Ath-Thusi رضي الله عنـه, beliau seorang filosof dan sangat Alim dalam ilmu² Aqliyah dan memiliki banyak karangan penting, wafat di Baghdad (597-672 H) menyebutkan di dalam Kitab "Adab Al-Muta'allimin" ;

"Diantara yg juga menghalangi rezeqi adalah banyak tidur, makan dan minum dalam keadaan junub, menyapu rumah pada malam hari, membiarkan sampah di dalam rumah, berjalan mendahului orang tua, mencuci tangan dengan tanah (kecuali untuk mencuci najis Mugholazhah), duduk di tangga, berwudhu di tempat buang hajat, menjahit pakaian tanpa melepasnya dari badan, mengeringkan wajah dengan pakaian, membiarkan sarang laba² di dalam rumah, menganggap enteng shalat, mematikan pelita dengan nafas (tiupan), dan tidak mendo'akan orang tua"

Smua hal yg disebutkan diatas itu menyebabkan kefakiran. Hal itu diketahui dari Atsar.

("Al-Manhaj As-Sawiy, Syarh Ushul Thariqah As-Sadah Al Ba 'Alawi", Sayyidinal Imam Al-'Allamah Sayyid Zain bin Ibrahim Bin Sumaith)