Rabu, 23 Oktober 2013

NASIHAT UNTUK PARA AHLUL BAIT



WASIAT NENEK MOYANG "HABIB" 'UMAR AL-HAFIZ Berkata 'Ali r.a.: مَا كُنْتُ لأَدَعَ سُنَّةَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم لِقَوْلِ أَحَدٍ "Aku tidak akan meninggalkan sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam hanya kerana perkataan seseorang". [Sahih al-Bukhari 1563] @ http://sunnah.com/bukhari/25/49 Ini pula pesanan Nabi s.a.w. terhadap fitnah as-sarra' yang bakal dibawa oleh keturunan baginda sendiri pada akhir zaman, dekat dengan kedatangan Dajjal kerana sekadar berbangga dengan keturunan "ahlul bait", tapi tak mahu ikut ajaran Nabi s.a.w.: ثُمَّ فِتْنَةُ السَّرَّاءِ دَخَنُهَا مِنْ تَحْتِ قَدَمَىْ رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي يَزْعُمُ أَنَّهُ مِنِّي وَلَيْسَ مِنِّي وَإِنَّمَا أَوْلِيَائِيَ الْمُتَّقُونَ “..Kemudian, (akan muncul) FITNAH AS-SARRA', (iaitu) asapnya BERASAL DARI tapak kaki seseorang dari AHLUL BAITKU (keturunanku), DIA MENGAKU BAHAWA DIA dari (PENGIKUT)KU, padahal (DIA) BUKAN dari (PENGIKUT)KU, kerana sesungguhnya wali-waliku hanyalah orang-orang yang bertaqwa..” [Hadits SAHIH riwayat Abu Dawud (4242)] @ http://sunnah.com/abudawud/37/3 Jadi, hati-hatilah ya. Jangan Mudah terpedaya dengan keturunan mulia, sebab Nabi s.a.w., semulia-mulia makhluq, sendiri dah ingatkan yang akan ada dari keturunan baginda yang menyesatkan umat akhir zaman nanti, iaitu ketika hampirnya kedatangan al-Masih ad-Dajjal. p/s: Kalau Dajjal Besar mendakwa yang dia mampu menghidupkan orang-orang mati, Dajjal-Dajjal kecil ini mendakwa boleh menjelmakan roh Rasulullah s.a.w. yang hanya boleh dilihat oleh mereka. "Kartun" bukan? Malangnya, ramai yang percaya. WALLAHU a'lam.

Rabu, 02 Oktober 2013






 PESAN WALISONGO SUNAN KALIJOGO
1. Yen kali ilang kedunge : jika sungai sudah mulai kering… jika sumber air sudah mulai kering.. maksudnya jika para alim ulama sumber ilmu sudah mulai wafat satu persatu…maka ini alamat bahwa dunia mau dikiamatkan Allah SWT. Ulama diibaratkan seperti air yang menghidupkan hati2 manusia yang gelap tanpa cahaya hidayah..

2. Yen pasar ilang kumandange : Jika pasar sudah mulai diam.. maksudnya jika perdagangan sudah tidak dengan tawar-menawar karena banyaknya mall dan pasar swalayan yang berdiri. kata orang2 tua kita dahulunya semua pasar memakai sistem tawar menawar sehingga suaranya begitu keras terdengar dari kejauhan seperti suara lebah yang mendengung.. ini kalo aku boleh beri istilah adalah adanya kehangatan dalam social relationship dalam masyarakat.. tapi sekarang sudah hilang…biarpun kita sering ke plasa atau ke supermarket ratusan kali kita tidak kenal para pelayan dan cashier di tempat itu..

3. Yen wong wadon ilang wirange : Jika wanita sudah tidak punya rasa malu Belum menutup auratnya, dsb

4. Enggal-enggal topo lelono njajah deso milangkori ojo bali sakdurunge patang sasi, enthuk wisik soko Hyang Widi : Bermujahadah, susah payah berkelana dalam perjalanan ruhani guna memperbaiki diri atau perjalanan fisabilillah menjelajahi desa-desa/ negara-negara, menghitung pintu (bersilaturahim) jangan pulang2 sebelum selesai program 4 (empat) bulan, cari petunjuk, hidayah dan kepahaman agama dari Dzat yang Maha Kuasa..

Prof. DR. KH Imam Buchori Musliem, LC telah memberikan artikel tentang usaha dakwah para walisongo di nusantara yang diambil dari sumber kitab TARIKHUL AULIA’ yaitu dari kakek buyutnya sendiri Syeikh Maulana Murodi bin Abdulloh bin Husain bin Ibrohim Al-Asy’ari, sekitar 421 tahun yang lalu.


SEMBOYAN DA'WAH WALISONGO


Para Walisongo mempunyai semboyan yang terekam hingga saat ini adalah :

1. Ngluruk Tanpo Wadyo Bolo / Tanpa pasukan tentara : Berdakwah dan berkeliling kedaerah lain tanpa membawa pasukan. Jangan yakin dengan banyaknya jumlah kita, yakin dengan pertolongan Allah swt.

2. Mabur Tanpo Lar/Terbang tanpa Sayap : Kita bergerak jumpa umat dari orang ke orang. jumpa ke rumah-rumah mereka. Pergi kedaerah nan jauh walaupun tanpa asbab/ sebab yang nampak.

3. Mletik Tanpo Sutang/Meloncat Tanpa Kaki : Pergi kedaerah yang sulit dijangkau seperti gunung-gunung juga tanpa sebab yang kelihatan. Niat untuk dakwah keseluruh alam, Allah swt yg berangkatkan kita bukan asbab-asbab dunia seperti harta dsb…

4. Senjoto Kalimosodo : Kemana-mana hanya membawa kebesaran Allah SWT. selalu mendakwahkan kalimat iman, mengajak umat pada iman dan amal salih….(Kalimosodo : Kalimat Shahadat)

5. Digdoyo Tanpo Aji : Walaupun dimarahi, diusir, dicaci maki bahkan dilukai fisik, perasaan dan mentalnya namun mereka seakan-akan seperti orang yang tidak mempan diterjang bermacam-macam senjata. Kita dakwah, Allah swt akan Bantu (jika kalian Bantu Agama Allah, maka pasti Allah akan tolong kalian dan Allah akan menangkan kalian)

6. Perang Tanpo tanding : Dalam memerangi nafsunya sendiri dan mengajak orang lain supaya memerangi nafsunya. Tidak pernah berdebat atau bertengkar. dakwah dengan hikmah, kata-kata yg sopan, ahlaq yg mulia dan doa menangis-menangis pada Allah agar umat yg kita jumpai dan umat seluruh alam dapat hidayah….bukan dengan kekerasan…. Nabi saw bersabda yg maknanya kurang lebih : ‘Haram memerangi suatu kaum sebelum kalian berdakwah (berdakwah dgn hikmah) kepada mereka”

7. Menang Tanpo Ngesorake/Merendahkan : Mereka ini walaupun dengan orang yang senang, membenci, mencibir, dan lain-lain akan tetap mengajak dan akhirnya yang diajak bisa mengikuti usaha agama dan tidak merendahkan, mengkritik dan membanding-bandingkan, mencela orang lain bahkan tetap melihat kebaikannya.

8. Mulyo Tanpo Punggowo : Kemuliaan hanya dalam Iman dan Amalan agama bukan dengan banyaknya pengikut. Dimulyakan, disambut, dihargai, diberi hadiah, diperhatikan, walaupun mereka sebelumnya bukan orang alim ulama, bukan pejabat, bukan sarjana ahli tetapi karena menjadi Da’i yang menjadikan dakwah maksud dan tujuan hidup, maka Allah swt muliakan mereka.

9. Sugih Tanpo Bondo : Mereka akan merasa kaya dalam hatinya. Keinginan bisa kesampaian terutama keinginan menghidupkan sunnah Nabi, bisa terbang kesana kemari dan keliling dunia melebihi orang terkaya didunia. Jangan yakin pada harta….kebahagiaan dalam agama, dakwah jangan bergantung dgn harta

10. Kuncara Tanpo Woro-woro : Menyebar, terkenal tanpa gembar-gembor, propaganda, iklan-iklan dsb

artinya bergerak terus jumpa umat, kerja untuk umat, kerja untuk Agama dengan ikhlas karena mengharap Ridho Allah swt, tidak perlu disiar-siarkan atau di umum-umumkan. Allah sajalah yang menilai perjuangan kita.